Warning: Undefined array key "options" in /home/u1822599/public_html/wp-content/plugins/elementor-pro/modules/theme-builder/widgets/site-logo.php on line 194
Perut Kembung pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya - Bebe Roosie - Minyak Telon

Perut Kembung pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Bayi menjadi rewel akibat perut kembung tergolong perihal yang wajar. Namun, tetap saja ketidaknyamanan si kecil kerap membuat para Bunda jadi berdebar. Karena itu, agar tidak was-was berkelanjutan, ketahui gejala, penyebab, dan cara mengatasinya di sini!

Naluri seorang ibu selalu aktif sepanjang waktu. 24 jam 7 hari, siap memantau perubahan fisik, perilaku, gelagat, hingga ekspresi kecil dari sang buah hati. Maka, ketika perut kembung melanda bayi tercinta, pastilah Bunda akan segera menyadarinya.

Khawatir? Wajar saja. Terlebih, jika bayi menunjukkan tanda-tanda tertentu, seperti rewel, gelisah, atau menangis tanpa sebab yang jelas. Yang terpenting, tidak perlu panik atau was-was ya, Bunda.

Perut kembung termasuk perkara yang sering dialami oleh bayi 0—3 bulan, kok. Sistem pencernaan yang belum sempurna, membuat tubuh mereka mudah bereaksi terhadap perubahan pola makan. Karena itu, fenomena ini juga biasa terjadi pada bayi yang berusia di atas 6 bulan pada masa MPASI.

1. Penyebab Perut Kembung pada Bayi

Agar lebih peka dan waspada, ada baiknya Bunda mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan perut kembung pada bayi, antara lain:

  • Makanan yang bayi konsumsi, karena ada jenis sayuran yang bermanfaat pada takaran yang tepat, namun dapat memicu gas di saluran cerna jika dikonsumsi secara berlebihan, seperti kentang dan brokoli.
  • Makanan yang Bunda konsumsi, jika perut kembung terjadi pada bayi 0—6 bulan, yang masih minum ASI eksklusif. Maka, Bunda perlu menghindari atau mengurangi konsumsi jenis-jenis makanan yang dapat menimbulkan gas di saluran cerna, seperti bawang, brokoli, kentang, kembang kol, atau kubis.
  • Minuman selain ASI. Bayi masih dapat menoleransi air putih dan susu formula, namun sering kali tidak bersahabat dengan jus buah. Meski mengandung aneka nutrisi, sistem pencernaan bayi belum cukup mumpuni untuk memproses jus buah yang mengandung fruktosa.
  • Dot yang tidak tepat, dengan lubang yang terlalu kecil, menyebabkan bayi menyedot lebih banyak udara. Di sisi lain, penggunaan dot tidak dianjurkan dalam membantu bayi minum susu.
  • Terlalu lama berada di luar ruangan, terutama dalam cuaca berangin. Karena itu, apabila bayi ingin diajak beraktivitas di luar rumah, berikan pakaian yang cukup hangat, dan balurkan krim telon miltifungsi, seperti Bebe Roosie Telon Cream yang diformulasi khusus untuk menjaga bayi tetap hangat, sekaligus mencegah gigitan serangga.

2. Tanda-tanda perut kembung pada bayi

Yang perlu Bunda ketahui, ketika mengalami perut kembung, bayi memerlukan bantuan untuk mengeluarkan gas berlebih dalam saluran pencernaannya. Maka, Bunda harus lebih cermat mengenali tanda-tanda perut kembung pada bayi, antara lain:

  • Rewel atau menangis tanpa sebab yang jelas.
  • Perut bayi terasa kencang.
  • Buang angin beberapa kali.
  • Menggeliat atau melengkungkan punggung dan mengangkat kedua kaki.

3. Cara mengatasi perut kembung pada bayi

Jika tanda-tanda yang terjadi menunjukkan bahwa bayi mengalami perut kembung, Bunda harus tetap tenang. Ada beberapa tindakan yang dapat Bunda lakukan untuk mengatasi perut kembung pada bayi, yaitu:

  • Posisikan bayi telentang di atas kasur, lalu gerakkan kedua kaki bayi seperti mengayuh sepeda, untuk membantu bayi mengeluarkan gas dari perutnya.
  • Dalam posisi bayi telentang, Bunda dapat memberi pijatan lembut pada perut bayi dengan gerakan memutar yang searah jarum jam.
  • Letakkan bayi di atas kedua paha dengan posisi telungkup, kemudian usap-usap punggung bayi hingga buang angin atau beserdawa..

Hanya saja, kita sepakat bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan? Maka, sebagai langkah pencegahan perut kembung pada bayi, Bunda dapat menyusui si kecil dengan posisi cenderung tegak, agar susu dapat memasuki saluran cerna dengan lebih lancar. Selain itu, usahakan untuk menyusui bayi sebelum lapar, karena bayi yang menangis atau merengek akan berpotensi menelan udara, hingga menimbulkan gas yang berlebih dalam saluran pencernaannya.

Sebagai langkah antisipatif, Bunda juga perlu memerhatikan gejala-gejala lain yang timbul. Apabila bayi semakin tidak tenang, rewel terus-menerus, tampak lelah, muntah, sembelit, atau demam, ada baiknya Bunda segera membawa bayi ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan diagnosis yang lebih tepat.

Sehat selalu ya, bayi mungil kecintaan Bunda!

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Bebe Roosie tersedia di: