Panca indera yang berfungsi sempurna menjadi modal penting agar bayi dapat belajar memahami dunia. Yuk, bantu bayi memperkuat indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perasa, dan peraba dengan aktivitas yang menyenangkan!
Ketika berusia 0-2 bulan, tidur dan menyusu mendominasi kegiatan bayi sehari-hari. Namun, meski terlihat pasif, bayi sesungguhnya tengah menjalani hari yang sibuk. Setiap detik, tubuh bayi mengalami tumbuh kembang. Berbagai stimulus lingkungan mereka serap sebagai perihal baru yang sering kali mengejutkan.
Untuk itu, lima panca indera menjadi aset utama agar bayi dapat menyerap informasi dan memahami kondisi dunia di sekitarnya. Dengan mata, hidung, telinga, kulit, dan lidah, perlahan-lahan bayi belajar menjadi manusia yang paripurna. Mereka berusaha mengenali warna, mengidentifikasi suara, tekstur, wewangian, dan berbagai rasa makan. Menarik, bukan?
Yuk, bantu mereka menjalani proses belajar di awal-awal kehidupan! Ayah dan Bunda dapat mencoba aktivitas menyenangkan yang dapat menguatkan panca indera bayi, berikut ini:
- Indera pendengaran
Sejak dalam kandungan, sekitar usia 23—27 minggu, janin telah memiliki kemampuan untuk mendengar. Selama berkembang di alam rahim, suara detak jantung dan organ pencernaan Bunda menjadi “musik” mereka sehari-hari. Maka, sebagai stimulasi dini, ada baiknya Ayah dan Bunda mengajaknya bicara, sebagai pengenalan awal terhadap suara orang tua dan keterampilan berbahasa.
Kemudian, setelah lahir, bayi mulai mengoceh serta memberi respon sekitar usia 3 bulan, dan mengenali suara dengan sempurna ketika berusia 6 bulan. Sebelum itu, terus berikan stimulasi suara dengan mengajak bayi bicara, memperdengarkan musik, murottal, atau mainan yang berbunyi. Ayah dan Bunda juga dapat membacakan buku cerita dengan gaya yang ekspresif melalui berbagai nada dan intonasi suara.
- Indera penglihatan
Mata bayi yang baru lahir hanya dapat melihat sesuatu pada jarak 20—30 cm untuk membedakan ukuran besar kecil dan warna gelap terang. Setelah memasuki usia 4 bulan, barulah bayi dapat mengikuti pergerakan benda dan mengenali seluruh warna. Kemudian, bayi mulai mampu mengukur jarak seiring dengan kemampuannya merangkak dan berjalan ketika berusia 8—12 bulan.
Untuk mendukung perkembangan tersebut, Ayah dan Bunda dapat memberi stimulasi melalui berbagai cara, antara lain:
- Sering mendekatkan wajah, sembari bicara dan tersenyum kepada bayi yang baru lahir.
- Menunjukkan gambar-gambar dengan aneka bentuk dan warna yang kontras.
- Mengajak bayi melihat cermin dan mengenali bayangan dirinya.
- Bermain cilukba, dengan tangan atau kain.
- Mendekorasi kamar dengan pola geometri dan warna yang cerah.
- Indera penciuman
Di hari pertama kelahirannya, bayi telah mampu mencium aroma ASI. Bayi juga dapat mengidentikkan suatu aroma dengan perasaan nyaman atau bahaya, sehingga cenderung tenang apabila digendong oleh orang lain dengan aroma yang mirip dengan ibunya.
Maka, untuk menjaga dan menstimulasi indera penciuman bayi, hindari sabun, deterjen, atau parfum dengan aroma yang menyengat. Ajak bayi mengenal berbagai aroma, dengan memberi tahu sumber dari aroma tersebut.
- Indera peraba
Perkuat sensor kulit atau indera peraba bayi dengan memperkenalkan berbagai kondisi lingkungan dan beragam tekstur. Lakukan dengan aktivitas yang seru, seperti memukul-mukul air ketika mandi, meniup wajah bayi melalui sedotan, menyentuh boneka berbulu, atau mengajak bayi meremas kain atau kresek.
Selain itu, Ayah dan Bunda juga sebaiknya lebih sering menggendong dan memeluk bayi untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada mereka.
- Indera perasa
Maksimalkan masa-masa ASI eksklusif untuk menjaga dan menstimulasi indera perasa bayi. Karena, lidah bayi yang baru lahir lebih sensitif dan sudah dapat merasakan rasa manis dari ASI. Sehingga, ketika memasuki masa MPASI, berikan berbagai jenis makanan sehat dengan rasa alami tanpa penyedap atau pemanis.
Sebagai strategi belajar yang menyenangkan untuk bayi, Ayah dan Bunda dapat mencoba metode BLW (Baby Led Weaning). Ketika bayi berusia lebih dari 6 bulan atau selama masa MPASI, biarkan bayi menyentuh, memilih, dan memasukkan sendiri makanannya ke dalam mulut.
Meski terlihat berantakan, di balik itu semua, bayi tengah belajar mengenali tekstur, rasa, aroma, bentuk, sekaligus warna dari makanan tersebut. Ayah dan Bunda juga dapat mendampingi dan menyebutkan makanan-makanan yang disajikan, sehingga kegiatan tersebut menjadi stimulasi yang lengkap bagi panca indera bayi.
Selain itu, mengajak bayi keluar rumah, ke kebun atau taman juga dapat menjadi stimulasi yang baik. Bayi dapat melihat cahaya terang, bunga aneka warna, hembusan angin, aroma lingkungan, suara alam, dan sebagainya. Tapi … Bunda juga harus memastikan bayi tetap hangat dan aman dari gigitan serangga, ya. Sebagai langkah antisipatif, oleskan Bebe Roosie Telon Cream, yang mudah diserap oleh kulit bayi dan telah diformulasikan khusus untuk melembabkan, menghangatkan, sekaligus mengamankan kulit bayi dari gangguan nyamuk.
Have fun!